Buku ini diawali dengan kata pengantar oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar seputar Fiqih Dakwah untuk Millenial yang menjelaskan bahwa setiap zaman memiliki cirinya sendiri dengan karakter khas generasinya masing masing sebagai sebuah sunnah perubahan dunia. Adapun perintah dan tugas dakwah dari Allah Ta'ala tidak pernah berubah. Kaum Muslimin mesti memikirkan cara agar materi dakwah yang tidak berubah itu dapat diterima pada setiap zaman dan generasi yang berubah.
Makna fikih yang dilekatkan pada dakwah adalah bagaimana para aktivis dakwah menemukan pola pola baru dalam menyampaikan pesan dakwah ilallaah pada zaman yang berubah.
Saat ini disebut Zaman millenial dengan karakter dominasi dunia "digital" dengan adanya Smartphone sebagai penggabungan teknologi komunikasi (seluler) dengan teknologi informasi (internet).
Dr. Tiar Anwar menyampaikan bahwa buku ini merupakan salah satu jawaban bagaimana seharusnya para dai berdakwah pada era baru ini. Burhan Sodiq menjadikan dakwah sebagai aktivitas utamanya khususnya dunia remaja.
Dakwah merupakan panggilan, setiap kita adalah dai dengan gaya dan caranya sendiri. Punyailah konstribusi terbaik dengan tidak perlu merasa paling baik. Dalam buku ini penulis membagi menjadi 25 point penting yang mesti di pahami oleh seorang dai agar dakwahnya mengenai tepat pada sasaran, yaitu :
1. Pelaku Dakwah Selalu Semangat Membara.
Dakwah adalah pekerjaan besar sebagai amal sholih yang menguras perhatian, tenaga dan pikiran. Dibutuhkan stamina dan endurance yang kuat sehingga setiap dai mampu melalui ujian dengan baik,sebagaimana termaktub dalam Q. S. Al Ankabut (29): ayat 2-3.
Dakwah itu kewajiban dari setiap kita. Apakah kita akan menghabiskan waktu hidup untuk mencari dunia sebanyak banyaknya atau menghabiskan waktu dengan mencari ridha Allah dan menguatkan posisi kita di akhirat-Nya. Seorang dai perlu menyemangati diri dan mengenali tanda tanda di saat semangat mulai melemah. Chargerlah diri agar kapal dakwah terus berlayar sampai jauh sampai tujuan.
2. Lahan Dakwah Baru Bersiaplah
Kenali medan dakwah, lakukan pemetaan, dan carilah posisi kunci yang akan memudahkan jalan dakwah. Pelibatan masyarakat dari berbagai jenis itu penting. Milikilah jamaah pengajian karena itu basis kekuatan. Mencari kawan sebanyak banyaknya. Perbedaan ada untuk dipertemukan bukan untuk dipertentangkan. Dekati tokoh masyarakat untuk diajak membersamai dakwah ini.
3. Dakwah : Mencari Kawan atau Mencari lawan.
Setiap Dai mesti fokus pada persoalan dan tujuan dakwah, bukan menambah persoalan persoalan baru yang tidak perlu ada. Janganlah seorang dai merendahkan yang lain tapi justru galanglah kekuatan umat menuju kemajuan dakwah yang kuat.
4. Dakwah : Isi dulu atau kemasan dulu?
Ibarat tubuh isi kajian merupakan nyawanya. Dalam dakwah seorang dai perlu memperhatikan 3 hal dalam menyampaikan isi dakwah yaitu: Pentahapan, bobot isian dan keseimbangan.
Perhatikan juga soal kemasan agar penyampaian materi tidak terkesan monoton dan kaku. Dengan memperhatikan : siapa pendengarnya, gunakan bahasa tubuh yg menarik, serta bila perlu manfaatkan fasilitas yg ada (misal LCD) dengan mengemas materi melalui ppt yg menarik.
5. Menghindari sikap egois dalam dakwah.
Fitrah manusia itu berbagi dan bekerjasama, bukan menyendiri dan merasa paling jagoan.
QS. Al Mukminun (23) : 71. "Sekiranya kebenaran itu harus mengikuti hawa nafsu mereka saja, tentulah akan binasa langit dan bumi dan mereka yang ada di dalamnya. " Hendaklah kita fokus pada tujuan bersama, memadamkan syiar maksiat di sekitar kita, mewujudkan masyarakat islam yg sebenar benarnya.
6. Pentingnya Rencana Dalam Dakwah.
Dakwah itu layaknya perjalanan safar, seorang dai mesti mengetahui peta perjalanan yg akan ditempuh dengan dibarengi perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang sehingga terjadi keberlanjutan dakwah. Sesuatu yg direncanakan pasti berbeda dengan mereka yang asal berjalan saja.
7. Dakwah on line
Pentingnya seorang dai memperhatikan mekanisme dakwah secara on line. Lembaga Dakwah hendaknya memperhatikan soal editing dalam dakwahnya. Sebagaimana prinsip dakwah adalah menyampaikan kebenaran dan bukan mengolok-olok sebuah kesalahan.
8. Peran dakwah dalam merebut opini
Opini buruk tentang Islam haruslah kita imbangi dengan opini positif tentang islam yaitu dengan menuliskan opini sehat melalui buletin, media online, ataupun akun sosmed yang kita miliki.
Sehingga berita yang disebarkan oleh musuh musuh islam akan tenggelam. Pentingnya mengajak masyarakat untuk menjadi pengusung opini bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin. Dai hendaknya menguatkan posisi dakwah di masyarakat dengan mendirikan lembaga dakwah yang simultan.
9. Jangan sampai luput dari dakwah.
Kemasan dakwah itu penting tapi jangan sampai menafikan prinsip prinsip dakwah, yaitu : memuat ilmu, mengandung amal, lakukan dengan ikhlash, dan melalui pentahapan yang benar. Sebagaimana Allah kabarkan tentang para Nabi-Nya yang berkata pada kaumnya dalam QS. Hud ayat 29 dan 51.
10. Pentingnya Optimisme Dalam Dakwah.
Dalam dakwah acapkali muncul pesimisme dalam diri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : pengalaman di masa lalu, tidak pede dengan potensi diri, selalu berfikir gagal. Setiap Dai hendaknya belajar dari kesalahan dan kelemahan. Perbaharui program dari waktu ke waktu.
"Dari Abu Hurairah r.a, dia Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakan kepada beliau: Apa yang dimaksud rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian." (H.R. Ahmad)
11. Dakwah Total Football
Para Dai sudah harus mulai memerhatikan soal bagaimana mengemas bukan lagi hanya memproduksi dakwah yang benar, sesuaikan dengan konteksnya (perubahan zaman). Konten harus terus dijaga, sebagaimana rosul yang diutus Allah adalah bertugas mengajak umat manusia kepada tauhid. Dakwah yang tidak kaku dan tidak jumud.
12. Dakwah saklek, bagaimana?
Saklek itu kaku dan tidak lentur. Faktor penyebab kekakuan dakwah ada 3 yaitu :
a. Merasa lebih tinggi dari masyarakat yang menjadi obyek dakwahnya.
b. Terlalu bersemangat menuntut ilmu tetapi meninggalkan kewajiban yang lainnya.
c. Kaku dalam menerapkan ilmu agama.
Hendaklah dakwah dilakukan secara bertahap, jangan tergesa-gesa ingin mendapatkan hasil yang optimal. Nikmati dakwah hingga Allah berikan jalan terbaik.
13. Pemuda Juang di Era Kekinian.
Di era kekinian saat ini mulai muncul kesadaran kolektif di kalangan anak anak muda. Mereka lebih tertarik pada Islam dan menjadi sosok yang sangat agamis. Merekapun menyibukkan diri dengan studi dan kajian islam namun tidak peduli untuk melawan kezaliman musuh musuh islam. Kesalahan saudara seiman sebagai musibah besar sedangkan musuh agama bagian dari takdir.
Sebagaimana perkataan Syaikh Abdul 'Aziz bin Baazz bahwa Pemuda di setiap umat adalah tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan. Musuh islam telah mengetahui fakta ini, sehingga mereka berupaya mengubah padangan hidup pemuda, memisahkan mereka dari agama, dan menciptakan jurang pemisah dengan para ulama dan norma norma yang baik di masyarakat.
Pentingnya bagi pemuda untuk menempa diri dengan bimbingan para ulama terpercaya dan para pakar yang luas ilmunya dan memiliki banyak pengalaman yang bermanfaat. Tugas besar para dai adalah mendekatkan anak anak muda kepada ulama ulama yang shalih.
14. Siapkan Amunisi Dalam Dakwah Anda.
Dakwah merupakan medan juang yang penuh dengan pengorbanan. Dakwah itu penuh dengan kesungguhan, halangan dan rintangan yang membutuhkan pola komunikasi yang baik. Q. S Ali Imran (3) :104. Berdakwah itu dilakukan secara sadar dengan pemahaman yang baik dan benar bukan atas dasar egoisme dan nafsu. Q.S Ali Imran (3) : 110
Amunisi yang harus dimiliki seorang dai adalah kemampuan :
. Mendengar
Perbanyak mendengar daripada berbicara. Seorang pendengar yang baik, pastilah ia juga seorang pembicara yang baik.
Ilmu yang tak diamalkan bagai pohon tak berbuah,begitu pula bila tak dibagikan. (Buah tak akan ada bila bunga tak mau berbagi serbuk sari)
Dai yang memiliki kemampuan menulis akan membuat dia memiliki nilai lebih dibandingkan dengan dai yang lainnya. Karya yang dihasilkan akan terus hidup dan bermanfaat untuk umat walau sang penulis telah wafat.
15. Dakwah Dipersekusi
Dakwah dipakai sebagai alat untuk memengaruhi masyarakat agar lebih cinta kepada kebaikan dan kebenaran. Dalam dakwah pastilah muncul para penentang. Adapun Para Penentang risalah kenabian ini memiliki 5 motif, yaitu :
a. Takut hilangnya pengaruh dan kekuasaan.
b. Alasan ekonomi dan status sosial
c. Setia dengan agama nenek moyang
16. Jangan Jadi Biasa, Jadilah yang terbaik
Kembalilah pada petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Ada seseorang laki laki bertanya pada Rasulullah SAW, "Islam bagaimanakah yang terbaik? ", Beliau menjawab, " Hendaknya engkau memberi makanan, dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun tidak engkau kenal."(H.R Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, An Nasai dan Ibnu Majah)
Jadilah muslim terbaik, yakni mereka yang memberi makan, menyampaikan salam, dan menjaga lisan dan sikap, tingkah laku dari menyakiti orang lain.
17. Tren Dakwah Hijrah
Komunitas anak anak muda yang pernah kehilangan arah kini balik kepada islam menyembah Allah melalui peran Dai muda yang secara kapasitas ilmu mencukupi dengan marketing yang bagus dan pintar dalam mengelola dakwahnya.
Materi dakwah yang minim perdebatan dan cenderung dengan tazkiyah, mengutamakan persoalan ukhuwah, kerukunan dan kebersamaan.
Adapun hal hal yang perlu diwaspadai jangan sampai kita menjadi malas untuk menuntut ilmu secara berketerusan dan munculnya sikap ashobiah (menganggap kelompok atau golongannya lebih baik dari yang lain)
Perlunya setiap diri memahami bahwa komunitas dengan segala acecorisnya hanya sebagai penanda gerakan saja, di hadapan Allah kita sama.
Para Dai juga memiliki PR, untuk terus membuat terobosan dakwah yang lebih jitu untuk masa yang akan datang.
18. Peka Terhadap Momentum Dakwah
Penduduk Indonesia dikenal sangat suka terhadap momentum. Mereka akan enggan diajak mengaji tanpa adanya momentum. Setiap dai hendaknya pandai memanfaatkan momentum yang tepat, dakwah harus dilakukan di mana pun dan kapanpun. Jangan sampai umat ini kehilangan arah tidak tahu kemana akan melangkah.
Sebagaimana teladan kita Rasulullah SAW memanfaatkan momentum pasca renovasi bangunan kabah terhadap peletakan kembali Hajar Aswad. Dakwah pun bisa diterima, puaslah semua orang orang Quraisy pada saat itu.
19. Multitasking Dalam Dakwah
Kondisi dakwah hari ini menuntut seorang aktivis bisa berpikir dan bekerja multitasking. Mampu melakukan pekerjaan yang banyak dalam waktu yang bersamaan.
Dave Crenshaw, penulis buku 'The Myth of Multitasking: How "Doing It All" Gets Nothing Done' menyatakan bahwa kemampuan multitasking terbentuk karena budaya, dimana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terbiasa melakukan beberapa hal dalam satu waktu.
Menguasai masalah itu penting, banyaknya beban bukan malah membuat stress tetapi membuatnya semakin piawai dalam mengatur prioritas. Untuk itu bagi setiap dai mesti memiliki fisik yang kuat dan tidak melupakan mengambil waktu rehat supaya tidak terlalu letih. Memanfaatkan orang orang disekitar untuk bekerja sesuai ritme dan kompetensi mereka. Lakukan secara ikhlas dan selalu mohon pertolongan Allah.
20. Rintangan Dakwah Dan Cara Menghadapinya.
Dalam Q.S Al Baqarah ayat 2 dijelaskan bahwa orang mukmin akan di uji dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah buahan. Namun Allah janjikan kabar gembira kepada orang- orang yang sabar.
Berdakwah itu membawa resiko yang sangat besar, pendakwah akan dianggap sebagai pendusta dan pembohong, dilawan oleh kebatilan hingga sampai dilarang dengan segala cara oleh musuh musuh islam.
Para musuh islam paham betul bahwa dakwah merupakan senjata terbaik untuk mengubah masyarakat.
Adapun ujian yang dihadapi orang mukmin itu dapat berasal dari : mukmin yang mendengkinya, munafik yang selalu membencinya, kafir yang memeranginya, nafsu yang selalu bertarung untuk mengalahkannya, dan oleh setan yang selalu menyesatkan. (Al Firdaus bi Ma'tsur Al Khithob, 4/181)
Bagaimana untuk menjaga istiqomah, hendaklah setiap dai : tidak cinta dunia, jangan lemah, dan jangan berhenti dari dakwah. Senantiasa mengulang ulang dalam doa nya :
"Ya, Tuhan kami, ampunilah dosa dosa kami dan tindakan - tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir".( Q.S Ali Imran : 147)
21. Dakwah Di Era Disrupsi
Karakter generasi internet menurut Don Tapscott dalam Grown Up Digital bahwa mereka ingin kebebasan memilih dan berekspresi, senang membuat sesuatu sesuai selera, bebas membeli, butuh hiburan dan mengandalkan relasi dan kolaborasi, butuh kecepatan komunikasi dan bisa menjadi inovator. Hari ini generasi internet dapat menciptakan masa depan mereka sendiri dan mengubah dunia.
Dalam dakwah di era ini perlu dengan taktik menarik dan menantang. Tidak serem tapi handsome. Aktif buat konten, berjejaring dan massif.
Penjagaan perlu dilakukan dalam beberapa fase. Dakwah bukan hanya soal kebaikan tapi juga kebenaran. Perlunya terus menjaga sunnah, tidak serampangan menabrak syariah.
22. Catatan Penting Soal Sinergi Dakwah
Besarnya tantangan dakwah, sudah semestinya elemen Islam (praktisi dakwah) bersinergi dalam menggalang potensi dakwah mereka. Sebagaimana perintah Allah dalam Q.S Al Maidah ayat 2. "Dan tolong menolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan takwa."
Hal yang perlu diperhatikan dalam bekerjasama yaitu : pertama, bekerjasamalah dengan mereka yang berakidah ahlusunnah wal Jamaah. Ibarat perjalanan selain tujuannya harus benar kendaraan yang dipakai juga harus benar. Kedua, bekerjasama dalam pendidikan tabligh ke masyarakat, sehingga sebaran dakwah akan semakin meluas.
Memahamkan diri dan orang lain bahwa bekerjasama itu untuk mencari ridha Allah dan sunnah Rasulullah, bukan pada gemilangnya popularitas dan harta dunia. Sinergitas dilakukan berdasarkan hati yang tulus, tidak dalam rangka hasad kepada saudara sendiri, hingga keberkahan dakwah tercapai.
23. Leadership Dalam Dakwah
Pentingnya Leadership dalam dakwah untuk menghindari paradigma nampak besar diluar namun rapuh di internal. Organisasi dakwah perlu menciptakan sebuah wadah untuk mencetak pemimpin pemimpin baru yang cekatan dan agresif. Dengan berbagai latihan latihan berjenjang. Semakin tinggi posisi seorang dai dalam amanahnya maka semakin tinggi pula kapasitas dia sebagai pemimpin. Kualitas pemimpin terbentuk by design bukan pada proses evolutif (senioritas).
Pemimpin hendaknya mampu memahami persoalan dengan baik dan menghindari status quo dalam kepemimpinannya sehingga generasi muda yang menginginkan perubahan dapat turut berkiprah sehingga suatu ketika satu pemimpin gugur maka akan ada pengganti yang telah siap melanjutkan kepemimpinannya. Sehingga umat tidak pernah mengalami kekosongan kepemimpinan.
24. Pentingnya Stay Cool Dalam Berdakwah.
Dakwah adalah risalah nabi. Dengan dakwah akan menjadikan kita sosok yang dipilih dan terpilih menjalankan amanah ini. Menjadi pendakwah tidak boleh kaku dan sangar. Jadilah pendakwah yang menyampaikan kebenaran dengan trik yang tepat karena kita adalah umat terbaik sebagaimana tersebut dalam Q.S Ali Imran ayat 110.
25. Saat Dakwah Dihantam Kejenuhan.
Beberapa hal yang menyebabkan kejenuhan dalam dakwah yaitu :
Perasaan kecewa mampu membuat seorang aktivis dakwah menghentikan kegiatannya. Dalam organisasi dakwah ada orang yang kurang menjaga lisannya, bersikap yang tidak mengenakkan, ketua yang asyik dengan dirinya sendiri, sehingga koordinasi macet, komunikasi kerja tidak berjalan, kerja yang tidak dihargai bahkan disalahkan.
Adakalanya terjadi ketidakseimbangan dalam soal kinerja dan amanah kerjaan. Dari sekian banyak team hanya satu dua orang yang bekerja yang lain hanya setor nama. Kelebihan beban amanah yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan seseorang memutuskan menyudahi semua beban itu.
Dakwah ini bagusnya dilakukan secara berjamaah dan bukan individu individu sehingga meminimalisir orientasi dakwah yang bergeser.
Semoga kita kuat menjaga diri dan hati agar tetap bisa dipilih Allah sebagai pengemban dakwah Ilahi.
Pembuat Sinopsis: Wahyuti, S.Pd
Judul Buku : Strategi Dakwah Milineal Penulis : Burhan Sodiq
Ukuran : 14 x 21 cm
Terbit : September 2020