
SUmber: Poto AI
Munisa, S.ag
Wali Kelas 6C
Pembelajaran Pancasila di
sekolah dasar memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian
peserta didik. Agar pembelajaran lebih bermakna, tentunya guru perlu
menggunakan metode yang menyenangkan dan efektif, sehingga siswa tidak hanya
memahami nilai-nilai Pancasila secara teoritis, tetapi juga mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai guru Pendidikan
Pancasila di kelas 6, saya selalu berusaha menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Salah satu pengalaman mengajar
yang paling berkesan bagi saya adalah ketika mengajarkan materi “Penerapan
Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari” dengan menggunakan metode
role playing atau bermain peran.
Pada awal pembelajaran, saya
memulai dengan apersepsi sederhana tentang arti pentingnya Pancasila sebagai
pedoman hidup bangsa Indonesia. Anak-anak saya ajak berdiskusi ringan mengenai
contoh penerapan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti
gotong royong, saling menghormati, dan jujur dalam berbicara. Suasana kelas pun
menjadi hangat karena mereka antusias memberikan contoh dari pengalaman mereka
sendiri di rumah maupun di sekolah.
Selanjutnya, saya membagi
siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok saya tugaskan untuk
memerankan situasi tertentu yang menggambarkan penerapan salah satu sila
Pancasila. Misalnya, satu kelompok memerankan kegiatan kerja bakti di
lingkungan sekolah (sila ke-3: Persatuan Indonesia), kelompok lain memerankan
sikap menghormati perbedaan agama dalam berteman (sila ke-1: Ketuhanan Yang
Maha Esa), dan ada juga kelompok yang memerankan musyawarah dalam memilih ketua
kelas (sila ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan).
Anak-anak terlihat sangat
bersemangat menyiapkan peran mereka. Mereka saling bekerja sama, berlatih
dialog, dan bahkan menambahkan unsur kreativitas seperti alat peraga sederhana
dari barang bekas. Saat giliran tampil, suasana kelas dipenuhi tawa dan tepuk
tangan. Namun di balik keceriaan itu, mereka belajar nilai-nilai penting
seperti kerjasama, tanggung jawab, kejujuran, dan saling menghargai.
Setelah semua kelompok tampil,
saya mengajak seluruh siswa melakukan refleksi. Kami berdiskusi tentang
nilai-nilai Pancasila yang mereka terapkan dalam setiap adegan. Dari hasil
refleksi, terlihat bahwa mereka memahami dengan baik bahwa Pancasila bukan hanya
teori, tetapi pedoman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pengalaman ini, saya merasakan bahwa metode role playing sangat efektif untuk pembelajaran Pancasila. Selain membuat suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan, metode ini juga membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara nyata melalui pengalaman bermain peran. Anak-anak belajar bukan hanya dengan mendengar, tetapi juga dengan melakukan dan merasakan. dan dengan metode role playing ini memberikan pelajaran berharga bahwa keberhasilan pembelajaran tidak hanya diukur dari seberapa banyak materi yang dikuasai siswa, tetapi juga dari bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam dalam perilaku dan sikap mereka.
Dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, menyenangkan,
dan bermakna, guru dapat membantu peserta didik memahami Pancasila bukan
sekadar hafalan, melainkan sebagai pedoman hidup yang dijalankan dengan
kesadaran dan tanggung jawab.