IKLAN

Cinta Dalam 99 Nama-Mu

Sipnosis  Novel “Cinta Dalam 99 Nama-Mu” Karya Asma Nadia

Arum dan Alif terperangkap pada alur yang sama sekali jauh dari keinginan, tapi pada akhirnya mereka cintai sepenuh jiwa. Arum yang sepanjang hidupnya bertarung dengan kematian dan Alif yang terjebak dalam kesunyian, lambat laun jatuh cinta dengan nama-nama indah Sang Pencipta. Meski hidup bagai sebuah kisah panjang dengan beberapa alur tak terduga, mereka percaya bahwa ujung perjalanan ada pada 99 nama-Nya.

Arum, pribadi bersahaja nyaris sempurna. Hidup dalam keluarga kaya tak membuatnya bangga. Justru ia memilih menjadi hamba yang bermanfaat dengan tinggal di rumah kontrakan dan menampung anak jalanan.

Ujian tak henti menerpa hidupnya. Tiga kali sudah ia lolos dari sel-sel ganas yang menggerogoti tubuhnya. Dengan berbagai usaha dan kepahitan yang harus ia lalui tentunya. Kali keempat, ketika ia menemukan cinta seorang Alif, Arum sedang berjuang melewati ujian, lagi-lagi sel-sel ganas kembali menyerang salah satu bagian tubuhnya.

Alif, seorang pemuda yang sesungguhnya berhati lembut. Merasakan kehilangan seorang ibu adalah guncangan baginya. Ayah tak cukup menggantikan sosok ibu. Sempat Alif menjadi pemuda yang tergabung dalam geng mural. Pertemuannya dengan Arum, menyadarkannya bahwa ujian yang ia hadapi belumlah seberapa. Baginya, Arum adalah wanita tegar penuh semangat berbagi kasih sayang dengan anak-anak jalanan, membuka matanya untuk kembali mendekat dalam 99 nama-Nya. Wanita berwajah pucat dengan balutan jilbab berwana pastel itu baginya adalah wanita termanis dengan kepribadian yang sangat memesona, dan telah menuntunnya menemukan jati diri dan jalan lurus-Nya.

Kesamaan dalam memeluk 99 nama-Nya, menyatukan keduanya. Mengubah makna dibalik 99 nama-Nya menjadi semangat hidup. Begitulah cinta seharusnya disemai tetap dalam ridho-Nya.

Novel ini menceritakan tentang dua tokoh utama Arum dan Alif. Pertemuan mereka adalah pertemuan yang tak terduga. Awalnya Arum sangat membenci sikap Alif, pemuda yang tak sengaja menabrak Arum. Hingga akhirnya ia bertemu kembali dengan pemuda itu saat di penjara. Sedangkan Alif adalah sosok pemuda nakal yang selalu merindukan sosok ibunya yang telah lama tiada. Ia sangat mengagumi dan mencintai ibunya.

Hubungan mereka didekatkan dengan Asmaul Husna 99 nama-Nya. Karena ternyata tanpa disadari mereka berdua sangat mengagumi nama-nama itu hingga selalu melafalkannya. Kisah mereka menarik dan berbeda bagaimana disana Arum dan Alif sangat menjaga batasan hubungan antar laki-laki dan perempuan.

Cinta dalam 99 Nama-Mu, mengajarkan kita betapa kepedihan yang kita alami belumlah pantas menjadi alasan kita untuk bersuudzon terhadap takdir-Nya. Di atas langit, masih ada langit.

Cinta dalam 99 Nama-Mu mengajarkan pembaca untuk selalu menyelipkan Asma-Asma-Nya di setiap hembus nafas kita. Menghayati setiap makna Asma-Nya. Menjelma kekuatan dari tiap untai nama-Nya. Hanya kepada-Nyalah kita memohon.

Cinta dalam 99 Nama-Mu mengajarkan kita untuk menghayati anugerah cinta yang sejatinya suci. Memperlakukan cinta secara suci. Sangat tidak pas ketika kita memaknai cinta sekedar berdekatan dengan yang kita cinta dan justru membawa kita menjauh dari-Nya.

Dalam cerita tersebut juga diselipkan bagaimana kehidupan penjara yang terasing dari dunia dan masyarakat. Juga dibalik kisah orang-orang yang dipenjara dan bagaimana mereka melewati kehidupan disana dengan rasa penyesalan atau pertobatan. Saya juga menyukai kisah perjuangan Arum, walaupun lemah karena penyakit yang ia derita tidak menyulutkan semangatnya untuk terus berbuat baik kepada orang-orang di sekelilingnya. Banyak pelajaran kehidupan yang dapat kita petik hanya dengan membaca sebuah novel. Magnet yang muncul melalui bahasa di dalam novel karya ke-55 Asma Nadia ini mampu membuat seolah pembaca turut menjadi tokoh di dalam cerita. Seolah pembaca mengalami hal serupa di dalam novel. Tanpa perlu berpindah tempat, tanpa perlu mengeluarkan biaya banyak.

Selain bekerja, Arum juga mengadopsi anak-anak yatim-piatu ia mengasuh mereka dengan kasih sayang dan perhatian layaknya seorang Ibu. Sosok Arum mencerminkan anka muda yang berani dan peduli pada lingkungan sosial. Walaupun dari keluarga Arum seringkali menentang dengan sikap sosial Arum yang berlebihan karena kondisi lemah Arum yang sering membuat Ibunya khawatir.

Dalam novel ini kita akan banyak belajar dan memahami makna tentang 99 Nama baik Allah atau yang biasa kita kenal dengan Asmaul Husna. Terdapat nilai-nilai pendidikan keislaman dengan relevansi yang terkandung dalam novel Cinta dalam 99 Nama-Mu. Pendidikan akidah/tauhid yang perlu ditanamkan pada anak hingga ia akhirnya mampu membentuk karakter kepribadian yang kuat dan selalu melibatkan Allah dalam segala hal.

Pembuat Sinopsis         : Tantri Nur Sholehah

Judul Novel                : Cinta dalam 99 Nama-Mu

Pengarang                  : Asma Nadia

Penerbit                     : Republika

Jumlah Halaman      : 306 halaman

Tahun Terbit             : April 2018

Cetakan pertama       : April 2018

SHARE :
IKLAN
LINK TERKAIT