Resensi Novel “ Canting “
Canting adalah salah satu novel Best Seller karya fissilmi Hamida yang menceritakan tentang romansa cinta, perempuan, keluarga beserta semua suka dukanya.
Sekar adalah seorang gadis desa yang manis, cerdas, berwawasan dan berdedikasi tinggi. Walaupun ia anak seorang abdi dalem yang ibunya bekerja sebagai abdi dalem dirumah salah seorang pengusaha batik di kota Yogyakarta, tak menyurutkan niatnya untuk terus mengenyam pendidikan tinggi. Satu cita-citanya Ketika ia bisa mengeyam pendidikan tinggi ia ingin berguna untuk orang lain.
Sayangnya niat dan cita-cita tinggi itu tak mendapat restu dari bapaknya, terlebih saat usianya baru menginjak 18 thn bapaknya menerima lamaran dari seorang laki-laki bernama Hadi Suwito yang tak lain adalah anak dari majikannya sendiri, pupus sudah harapan dan cita-cita tersebut. Hadi Suwito yang seorang pengusaha batik lulusan sekolah magister luar negri ternyata sudah jatuh hati kepada sekar sejak keduanya bertemu belasan tahun yang lalu ketika pertamakali Sekar sampai dirumahnya setelah diambil oleh ibunya dari tanah tempat kelahirannya untuk ikut bekerja di rumah pengusaha batik di kota Gudeg tersebut.
Beruntung sekar mempunyai seorang ibu yang luar biasa, walau ia hanya seorang abdi dalem tapi wawasan ilmu, kecerdasan emosional luar biasa yang ia wariskan kepada putri semata wayangnya itu. Simbok berpesan bahwa “ Menjadi orang yang berguna itu banyak jalannya, tidak hanya dengan cara harus sekolah tinggi. Menjadi orang yang rendah hati, tidak merugikan orang lain, tidak suka membicarakan orang lain, semua itu sudah menunjukkan kalau kita adalah orang yang berguna”.
Lebih dalam simbok berpesan bahwa Sekar jangan sampai lupa dan meninggalkan nasehat berharga ini. “ Dalam budaya jawa, perempuan itu mempunyai tiga sebutan. Wadon, wanito dan estri.” Wadon berasal dari bahasa kawi, wadu yang artinya kawula atau abdi. Maksudnya perempuan itu memang sudah kodratnya menjadi pelayan suami. Wanito yang artinya wani ditoto dan wani noto. Wani ditoto atau wani noto maksudnya perempuan itu kelak akan menjadi istri yang harus mau diatur. Mau diatur bukan sebagai babu, tapi diatur sebagai istri yang bertanggung jawab terhadap peran-perannya, yang tidak lupa akan kewajibanya apapun kesibukannya. Estri berasal dari bahasa kawi yang artinya panjurung atau pendorong. Maksudnya sehebat apapun seorang lelaki, dibelakangnya pasti ada peran serta seorang istri yang mendukungnya.
Itulah resensi singkat dari novel yang berjudul “ canting “. Novel ini sangat disaran kan untuk dibaca karena sangat mudah untuk dinikmati, sarat akan makna yang mendalam yang disampaikan dengan bahasa lugas, tegas dan mudah untuk dipahami.
Pembuat Sinopsis : Diyan Nisanatul Anis, S.Pd
Judul Buku : Canting
Pengarang : Fissilmi Hamida
Penerbit : KMO Publishing
Cetakan : Pertama 2018
Tebal buku : 364 halaman