Oleh Wahyuti, S.Pd
"Masakan Ibu paling enak sedunia" ungkap buah hati penyejuk mataku.
Sebagai seorang ibu, walaupun terasa lelah tubuhnya menyiapkan makanan untuk keluarga begitu mendengar ungkapan diatas, terhapuslah rasa lelahnya.
Diera mondial saat sekarang tidaklah sulit untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup. Tinggal klik, ada e-money segalanya bisa terpenuhkan datang menghampiri. Namun dibalik itu semua segalanya tidak bisa dibeli dengan uang. Apa itu? Cinta, ya cinta yang dibangun diantara seorang ibu dan anaknya.
Sesibuk apapun hendaknya seorang ibu mau menyediakan waktunya untuk si buah hati. Jangan biarkan waktu berlalu untuk pemenuhan keinginan diri hingga mengabaikan kebutuhan cinta anak kandung sendiri. Mempedulikan kebutuhan cinta anak sama artinya melekatkan hubungan yang baik antara orang tua dan anak, yang kita kenal dengan istilah bonding.
Bonding menjadi sebuah sarana untuk mengikatkan diri secara emosional antara seorang dengan keluarga. Ikatan tersebut hendaklah dimulai sejak dini, bukan secara instan muncul begitu saja.
Bonding yang dilakukan secara tepat maka akan memungkinkan terciptanya hubungan yang sangat kuat dan membahagiakan. Kehidupan terasa indah dan nyaman, terjadi perlekatan yang aman yang dikenal dengan istilah secure attachment
Ketika secure attachment terbentuk maka akan memberikan dampak positif bagi anak itu sendiri maupun orang tuanya. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang matang.
Bonding yang telah mencapai secure attachment ternyata menjadi kunci utama untuk mendukung perkembangan otak anak secara fisik, sosial, emosional dan intelektual. Begitupun yang terjadi pada orang tua, perlekatan yang aman menjadikan orang tua semakin bersemangat dalam menjalani kehidupan. Hormon endorfin sebagai hormon kebahagiaan akan sangat mudah dihasilkan.
Bagaimana cara membangun bonding yang tepat antara ibu dan buah hati, mari kita simak satu persatu.
1. Pada masa kehamilan
Saat seorang wanita dinyatakan positif hamil maka hendaklah ia mengucapkan syukur Alhamdulillah. Pada masa penantian lahirnya sang bayi hendaklah ibu sering mengajak dialog janinnya, memperdengarkan suara suara yang lembut, semisal lantunan ayat-ayat Al Qur'an.
2. Pada masa penyusuan.
Hendaklah seorang ibu menyempurnakan 2 tahun menyusui bayinya. Sebagaimana Alloh perintahkan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا لْوَا لِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَا دَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَا مِلَيْنِ لِمَنْ اَرَا دَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَا عَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِا لْمَعْرُوْفِ ۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ ...
"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. ..."
Saat seorang ibu menyusui bayinya disitulah moment yang paling tepat membangun kedekatan hati. Ibu membiasakan diri mengelus elus kening dan ubun ubun bayinya, sambil sesekali memegang lentik jari jari lembut anaknya. MasyaAlloh usapan ibu menghangatkan tubuh Ananda.
3. Pada usia penyapihan hingga usia 7 tahun.
Pada masa ini anak mulai mengenal lingkungan sekitar, mulai belajar bersosialisasi. Saatnya Ibu mengenalkan ananda dengan orang sekitar yang dijumpai. Anak yang mempunyai bonding kuat dengan ibunya cenderung lebih mudah dan percaya diri untuk mengeksplore diri, karena ia mempunyai sosok sebagai tempat mencurahkan segala disaat ananda menghadapi suatu masalah. Seorang ibu hendaklah melibatkan ananda untuk bekerja sama misalkan moment membuat pudding yang dimasukkan ke dalam cetakan yang lucu lucu, kemudian menikmati bersama puding tersebut dengan keluarga.
4. Pada usia sekolah dasar hingga lanjutan pertama.
Pada masa ini anak haruslah mulai diarahkan untuk menerima suatu tanggung jawab mengurus diri sendiri. Menyadari akan tanggung jawabnya sebagai hamba Alloh, anak, dan juga anggota masyarakat. Membiasakan mereka untuk bangun pagi, beribadah, makan makanan sehat bergizi, senang belajar, berolahraga, bermasyarakat dan tidur lebih cepat. Peran ibu adalah mendampingi ananda untuk melakukan 7 kebiasaan tersebut secara sadar dan sabar.
5. Pada masa sekolah lanjutan atas dan Perguruan Tinggi.
Pada masa ini, seorang ibu janganlah berhenti melekatkan ikatan dengan Ananda. Berperanlah menjadi teman bagi dia. Ketika Ananda telah menemukan jati dirinya, maka tanpa dipaksa ia pun akan menjadikan kita tempat curahan hati yang terpercaya. Wallahualam bi showab