Ibnu Khaldun Sang Pecinta Ilmu dan Para Guru
Oleh: Wahyuti, S.Pd
(Wali Kelas 6 SD Muhammadiyah Palur, Pimpinan Ranting Aisyiyah Palur, Kontributor Majalah Tsiqoh SD Muhammadiyah Palur)
Ibnu Khaldun adalah sosok murid yang begitu mencintai para gurunya yang telah membentuk kepribadiannya. Seperti Muhammad Ibnu Sulaiman Al Satti, Abd Al-Muhaimin Al-Hadrani, Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Abili.
Ibnu Khaldun tumbuh dan dididik orang -orang hebat kala itu. Ayah Ibnu Khaldun adalah guru pertamanya, yang mengenalkannya pada Al Qur'an dan Sunnah Rasul. Ayahnya adalah sosok terpelajar dan tidak terlibat politik seperti nenek moyangnya. Ibnu Khaldun menghafal al Qur'an langsung melalui bimbingan ayahnya sendiri. Khaldun belajar kepada beberapa guru seperti Abu Abdillah Muhammad Ibn Al-Arabi dan Abu Abdillah Muhammad Ibnu Bahr dalam ilmu bahasa. Sedangkan Ilmu Fiqh ia belajar kepada Abu Abdillah AlJiyani dan Abu Al-Qosim Muhammad Al-Qashir. Selain mempelajari Ilmu agama, Ibnu Khaldun juga belajar filsafat, teologi, ilmu alam, matematika dan astronomi.
Pendidikan yang diterima Ibnu Khaldun dari orang tua dan dari para gurunya sangat mempengaruhi perkembangan intelektualnya. Hingga suatu masa Ibnu Khaldun mengalami kesedihan yang mendalam ketika terjadi wabah penyakit pes yang telah menyerang belahan bumi bagian Timur dan Barat. Wabah ini telah menyebabkan kedua orang tua dan sebagian guru – gurunya meninggal, dan sebagian guru lainnya yang masih hidup mengungsi ke Kota Fez di Maroko. Semenjak peristiwa inilah Ibnu Khaldun berjuang sendiri membangun dirinya diusianya yang relatif masih remaja. Ibnu Khaldun adalah sosok murid yang begitu mencintai para gurunya yang telah membentuk kepribadiannya.
Seperti Muhammad Ibnu Sulaiman Al Satti, Abd Al-Muhaimin Al-Hadrani, Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Abili. Dari para guru tersebut Ia belajar ilmu ilmu pasti, logika dan seluruh ilmu teknik kebijakan dan pengajaran disamping dua ilmu pokok (Qur'an dan Hadist). Bagi Ibnu Khaldun, guru - gurunya adalah istimewa, yang begitu berpengaruh pada kemampuan berbahasa, filsafat dan juga hukum Islam. Pada usia 20 tahun , Ibnu Khaldun berhasil menamatkan pelajarannya dengan memperoleh berbagai ijazah mengajar dari sebagian besar gurunya setelah ia menimba ilmu dari mereka.
Sekian tahun meniti jalan ilmu, Ibnu Khaldun membangun dirinya menjadi sesosok guru cerdas dan kharismatik, beliau mempunyai sejumlah besar murid baik pada waktu ia mengajar di Universitas Al –Qoshbah di Tunisia maupun di Universitas Al – Azhar di Kairo dan berbagai tempat lainnya. Dari Ibnu Khaldun muncullah Ulama ulama besar sebagai penerus perjuangan Islam, diantaranya : Sejarahwan Ulung, Taqiyuddin Ahmad Ibnu Ali Al Maqrizy dan Ibnu Hajar Al-Asqolani, ahli hadist terkenal.
Ibnu Khaldun memiliki kecerdasan alami dan rasa keingintahuan yang tinggi, sehingga beliau mampu mengusai berbagai bidang ilmu yang mengantarkannya menjadi seorang histografi dan sejarawan Muslim Arab abad 14.Ibnu Khaldun disebut sebagai Bapak Pendiri Ilmu Sosiologi,histografi dan ekonomi modern. Karena ke piawaiannya di berbagai bidang, Orang punmenyebutnya sebagai Ulama segala Ilmu.
Di Sepanjang perjalanan kariernya, ibnu Khaldun tidak hanya menjadi guru tetapi juga berperan besar di dunia perpolitikan dan pemerintahan islam. Beliau sempat menjadi seorang sekertaris negara, hakim dan mujahid perang pada masanya. Sang Ilmuwan Besar ini tutup usia pada tanggal 25 Ramadhan 808 H bertepatan 17 Maret 1406 M di Kairo, Mesir hingga mencapai umur 74 tahun. Hidup Ibnu Khadun penuh keberkahan, hal ini ditandai dengan berbagai karya monumental yang sampai sekarang masih bisa kita manfaatkan ilmunya, diantaranya yaitu buku “Al Ibar beserta Muqaddimah” yang mana buku tersebut tidak pernah kehilangan relevansinya dan para sejarawan selama berabad abad telah mengakui pentingnya karya – karyanya. Bukan hanya itu, rumah dimana ia tinggal ditanah kelahirannya di Jalan Turbah Bay, Tunisia, sampai saat ini masih utuh dan dimanfaatkan untuk sekolah Idarah Ulya.
Adapun konsep pendidikan yang beliau tawarkan sebagaimana ungkapan beliau,”Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman” hal ini mengandung maksud barang siapa yang tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru- guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengajarkannya.
Tujuan Pendidikan yang dirumuskan Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan. Ia menginginkan anak didik mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrowi kelak. Ciri khas Pendidikan Islam menunjukkan bahwa sifat moral religius nampak jelas dalam tujuannya tanpa mengabaikan masalah-masalah duniawi. Satu diantara tujuan pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih giat dan melakukan aktivitas.
Dari perjalanan hidup dan pemikiran yang disampaikan dalam karya-karya Ibnu Khaldun, penulis menyimpulkan bahwa ternyata untuk meraih kesuksesan itu dibangun dari landasan pendidikan yang kuat yang bisa dilakukan oleh para orang tua dan guru. Sebagai orang tua dan guru meski berusaha menyediakan ruang, waktu dan pemikiran yang cukup berkualitas untuk membentuk karakter yang baik kepada anak didiknya. Sehingga kelak mereka akan tumbuh menjadi generasi penurus Islam yang tangguh untuk mengisi peradaban, yang dengannya akan mengantarkannya pada kehidupan yang bahagia dunia akhirat.
Anak anak didik kita itu mempunyai 2 rumah tempat mereka tumbuh dan berkembang, yaitu : rumah dimana ia tinggal bersama keluarganya dan Sekolah dimana ia belajar bersama teman-teman dan guru-gurunya. Memberikan suasana aman dan nyaman menjadi kewajiban kita para orang tua dan guru sehingga proses belajar anak didik menjadi kondusif dan terarah. Konsep Sekolahku rumah keduaku penting untuk kita kesankan pada hati anak didik kita, dan ini sejalan dengan konsep Pendidikan Islam yang berkembang dari masa ke masa dalam menyikapi berbagai masalah dunia pendidikan yang terus bertransformasi sesuai kondisi zaman dan geopolitik di masing–masing wilayah. Dan marilah melalui Sekolah Muhammadiyah kita terus bergerak maju dan memampukan diri mematri suatu nilai dan meraih keunggulan tersendiri. Wallahu A'lam Bishawab