
Remaja mempunyai mempunyai masalah
yang besar, bila tidak dikelola dengan baik menjadi timbunan persoalan
yang susah diatasi. Dibutuhkan banyak pemikiran dan Tindakan yang berhati-hati
dalam mengatasinya. Para pakar dan ahli Pendidikan mungkin banyak mendukung
upaya ini, akan tetapi kompleksitas masalah yang ada tentunya akan menjadi batu
sandungan tersendiri bagi mereka.
Orang tua sebagai pihak
yang bertanggung jawab terhadap anak anak sudah seharusnya mulai berfikir soal
efektifitas Pendidikan remajanya, Bagaimana model
Pendidikan yang dapat mengantarkan remaja ke fitroh islam ?
bagaimana pola
pendidikan yang fleksibel dan tidak mencetuskan pemberontakan dari remaja itu
sendiri. Salah satu penyebabnya :
VISI KELUARGA YANG
SERING DILUPAKAN
Keluarga mengalir
seperti air turun tanpa ada perencanaan yang matang. Ayah sibuk dengan
pekerjaannya sendiri, ibu sibuk dengan aktivitas nya sendiri. Hampir tidak ada
percakapan tentang mau dibawa kemana keluarganya kelak.
Hidup itu arus
direncanakan agar semangat terus menyala. Hidup harus ditentukan capaiannya
agar semangat dalam menggapainya, manakala hanya mengahabiskan nafas, lalu
untuk apa kita hidup :
Rasulullah saw bersabda
: setiap manusia menempuh jalannya masing masing diantara mereka ada yang
menyerahkan diri mereka pada kebaikan, dan mereka adalah orang yang beruntung.
Diantara mereka ada yang menyerahkan diri kepada keburukan dan mereka adalah
orang yang mencelakakan diri mereka (HR. Muslim)
Allah mengajarkan kita
untuk selalu memandang masa depan dan bagaimana mempersiapkan diri untuk
menghadapinya
Firman aalah dalam Qs Al
Hasyr(59): 9 yang artinya
Dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akherat)
1.
Apakah fungsi visi keluarga ?
Dengan adanya visi, aktivitas harian yang dilakukan secara tidak
langsung maupun langsung akan berujung pada visi tersebut. Jika orang tua
mempunyai program agar anaknya bisa mandiri, orang tua bisa memulai dengan
pembiasaan si anak untuk mandiri dengan mencoba dan menyuruh mempersiapkan
segala apa yang mereka butuhkan . namun hal tersebut harus terus berjalan,
sehingga perlahan lahan remaja akan terbiasa untuk melakukan segala sesuatu
dengan sendiri dan penuh rasa percaya diri.
Sebuah keluarga yang menetapkan visi Pendidikan bagi
masing masing angggota keluarganya misalnya, akan lebih memprioritaskan
kebutuhan-kebutuhan Pendidikan sehingga alokasi uang mereka lebih bnyak pada
hal-hal yang menunjang kepentingan Pendidikan. lain halnya dengan keluarga yang
mengedapankan kemapanan yang terukur melalui materi. Biasanya keluarga itu
mencetak anak-anak mereka lebih mandiri dan memberdayakan anak anak
mereka sejak kecil.
Itulah pentinya penetapan visi dalam sebuah keluarga, visi itu
akan menjadi corak dominan atau karakter sebuah keluarga. Apabila ingin
membenahi sebuah keluarga bermasalah, cukuplah membenahi visi utama keluarga
tersebut.
2.
Suami yang visioner
Menentukan tujuan keluarga dan mampu mengararahkan pada tujuan
tersebut. Tegas dan tidak udah goyah oleh godaan- godaan dunia yang bisa
mengalihkan tujuan utama, yang dibutuhkan suami adalah ilmu agama yang dapat
digunakan untuk menjadi pimpinan dan panutan bagi keluarganya. Ilmu tentang
mendidik istri dan anak-anaknya, merupakan ilmu yang penting dan utama
3.
Istri yang supporting person
Mendukung Keputusan suami dan membantu suami meraih tujuan rumah
tanggga. Siap diberi tugas-tugas strategis dalam rangka mencapai tujuan bersama
dan jangan sampai menjadi batu sandungan. Jangan membantah atau melawan seperti
ksatria yang gagah berani Ketika melawan musuhnya. Karena tindakan tidak
produkitf dan bahkan cenderung distruktif. Bila keduanya bisa kompak dan saling
mengisi insyaallah keluarga lebih mudah diarahkan
4.
Pondok pesantren vs sekolah umum
Sisi positif sekolah umum, anak kita lebih siap bersaing diera
global. Basis ilmu umum mereka memungkinkan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah
yang lebih mudah, mereka akan lebih cepat berdaptasi dengan dunuia kampus
yang akan di tujunya. Pengetahuan mereka lebih maju setingkat dari mereka yang
disekolah pesantren, umumnya sekolah negeri tidak banyak memakan biaya mereka
bisa dapat bebrapa keringanan dalam hal pembiayaan
Di sisi pengetahuan agama, pesantren
kebih menjanjikan, merka mendapatkan asupan ilmu yang lebih banyak, harapannya
dengan ilmu pengetahuan agama akan membuat ahlklaq mereka menjadi lebih baik.
Kita dapat melakukan perpaduan dua jenis
Pendidikan ini misalkan kita sekolahkan anak kita disekolah umum, tetapi dia
mendapat asupan Pendidikan agama sore hari secara rutin atau sebaliknya mereka
mengikuti Pendidikan dipesantren namu tetap mampu belajar di Pendidikan umum
Semangat untuk menjadikan sholih anak
remaja kita harus dimulai sejak dini, apakah disekolah umum atau pesantren.
Visi ini harus ada, menjadi sangat tidak produktif bila kita harus menyerahkan
Pendidikan anak remaja kita hanya pada guru atau sekolah umum.
Guru bukanlah segala galanya, mereka
juga manusia biasa yang punya banyak kekurangan dan kelemahan. Sehingga proses
Pendidikan seharusnya tidak begitu saja di serahkan kepada guru di
sekolah atau pesantren
Orang tua harus memantau perkembangan
mereka terus-menerus, jangan dibiarkan begitu saja karena perubahan perubahan
terjadi secara evolutive dan kan revolutif, mendadak kita akan terkejut dengan
perubahan perubahan pada anak kita dan akhirnya penyesalan bila sudah terjadi
hal hal yang tidak kita inginkan.
Pembuat synopsis :
Ari Kuncoro, S,Pd
Judul buku :
Temani Remaja Menjadi Penyejuk Hatimu
Penulis / Pengarang : Burhan Shodiq
Penerbit : Samudera
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 153